Beragam kegiatan CSR dari unit industri maupun opini CSR di Indonesia. Files ini dikompile guna literatur dan benchmarking kegiatan CSR, agar bisa mempositioning-kan kegiatan CSR secara berbeda, focus dan efektif. CSR bagaimanapun penting perannya bagi sustainability perusahaan karena dengan CSR perusahaan mempertimbangkan kepentingan stakeholder (pemegang kepentingan) dalam kebijakan operasionalnya.

Tuesday, June 19, 2007

Membantu Korban Bencana Secara Sistematis

Selasa, 13 Maret 2007

Bencana seolah tak pernah berhenti melanda Indonesia. Belum usai duka atas sebuah bencana, muncul kejadian menyesakan lainnya. Korban pun terus berjatuhan.
Pada awal-awal tahun ini, setidaknya ada beberapa bencana cukup besar yang terjadi. Yaitu tenggelamnya pesawat Adam Air di kawasan Sulawesi Selatan, kecelakaan kereta api dan terbakarnya kapal Levina I. Juga terjadi bencana tanah longsor di Kabupaten Manggarai. Lalu, hanya berselang beberapa jam dari gempa bumi di Sumatera Barat, pesawat Garuda gagal landing dan habis terbakar di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta.

Setiap terjadi bencana, khususnya bencana alam, spontanitas masyarakat Indonesia untuk membantu terbukti sangat mengagumkan. Kalangan perusahaan (korporat) juga demikian. Bahkan kalangan bisnis ini terlihat telah memasukan kegiatan tesebut sebagai salah satu tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).
Memang pemberian bantuan kepada korban bencana hanya bagian kecil dari CSR. Sifatnya juga insidental. Tapi mungkinkah kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan lebih terencana ke depan?

Ketua Yayasan Bina Mitra Bakrie, Hisam Sulaiman mengatakan, selama ini perusahaan lewat program Bakrie Peduli memberikan perhatian besar bagi masyarakat korban bencana. Misalnya korban tsunami Aceh, gempa Yogyakarta dan sebagainya. Terakhir, sedang dirumuskan bantuan untuk korban gempa di Sumatera Barat.

Program tersebut, lanjutnya, masih bersifat insidental. ''Sekarang sedang kami susun sistem kerja penanganan korban bencana dan kegiatan CSR pada umumnya, sehingga nantinya bisa lebih terkonsep. Jadi tidak lagi insidental sifatnya,'' ungkapnya kepada Republika.
Untuk keperluan itu, menurut Hisam, perusahaan sudah mengalokasikan anggaran khusus. Hal tersebut memang telah menjadi komitmen perusahaan untuk menyisihkan sebagian keuntungan untuk kegiatan social (CSR). ''Kedepan kami akan membuat kebijakan program CSR yang strategis sehingga lebih efektif dan profesional. Ini akan memberikan kontribusi yang lebih nyata kepada masyarakat,'' tambahnya.
Dalam hal penanganan bencana misalnya, idealnya sebuah tim khusus yang bisa menjadi ujung tombak penanganan bencana. Orang yang terlibat di dalamnya juga mendapatkan pelatihan khusus.

Di dalamnya juga ada unit kesehatan mobile yang bisa langsung bergerak manakala terjadi bencana. ''Idealnya memang seperti itu. Tapi kami sedang dalam masa transisi sehingga butuh pembenahan di bidang organisasi, program dan konsepsi. Kami akan menuju ke sana,'' jelasnya.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Syarikat Takaful Indonesia, Ernawan Priatno mengungkapkan, untuk melaksanakan kegiatan CSR, sudah terbentuk Yayasan Amanah Takaful. Yayasan inilah yang merumuskan dan melaksanaan seluruh kegiatan CSR Takaful, termasuk penanggulangan bencana.

Dalam hal membantu korban bencana, pihaknya selalu terlibat. Yang terakhir adalah membantu korban tanah longsor di Kabupaten Manggarai. Kegiatan tersebut sifatnya masih insidental. Namun ke depan, berbagai kegiatan tersebut akan dibuat lebih terkonsep.
''Kami akan belajar pada lembaga lain yang lebih mapan, seperti ACT, BMI, dan sebagainya. Kami akan membentuk tim khusus untuk penanganan bencana. Tim ini dilatih keterampilan SAR yang sangat dibutuhkan. Sehingga tim ini bisa kuat,'' katanya.
Tim khusus tersebut, lanjut Ernawan, sangat dibutuhkan untuk membuka akses daerah yang terkena bencana. Sehingga penyaluran bantuan dan proses evakuasi bisa dilakukan dengan baik. ''Kami memiliki alokasi khusus untuk kegiatan CSR, termasuk penanganan bencana. Dan setiap tahun dananya semakin bertambah,'' jelasnya.
Prosedur tetap Telkomsel adalah perusahaan yang sudah memiliki sistem penanganan bencana. Dalam hal ini sudah ada prosedur tetapnya sehingga begitu terjadi bencana, sistem sudah berjalan secara otomatis.

Telkomsel telah memiliki 300 relawan yang siap digerakkan dalam keadaan darurat. Mereka adalah karyawan Telkomsel yang telah menjalani pelatihan khusus di Pusdiklat Kopasus.
Direktur Utama Telkomsel, Kiskenda Suriahardja menjelaskan, pihaknya telah memiliki prosedur tetap apabila terjadi bencana alam. ''Saat terjadi bencana ada empat aspek yang menjadi perhatian. Yakni network, layanan, SDM dan keluarganya serta corporate social activities, '' kata Kiskenda.
Sebagai institusi yang memberikan pelayanan kepada publik, jaringan dan layanan mendapat perhatian utama. Pertimbangannya, komunikasi amat penting saat terjadi bencana, baik dari sisi korban, relawan maupun kalangan pemerintah. Pada hari pertama terjadinya bencana, tim Telkomsel bergerak untuk memulihkan jaringan dan pelayanan sebagai tanggung jawab pelayanan.

Untuk menormalkan layanan diterjunkan tim yang dilengkapi dengan perahu karet. Tim ini menyediakan telepon gratis, isi ulang pulsa hingga charge baterai ponsel.
Selain itu, juga sudah terbentuk Komunitas Telkomsel Peduli (KTP). Telkom dan Singtel sebagai pemegang saham Telkomsel, mendukung dan mengucurkan bantuan masing masing Rp 600 juta dan 100 ribu dolar Singapura. Ditambah dengan dana dari Telkomsel Rp 600 juta, KTP memiliki modal awal Rp 1,8 miliar.
KTP juga mendapat dukungan belasan vendor dan mitra bisnis Telkomsel, termasuk LSM dan PMI. Lembaga ini akan melaksanakan fungsi penghimpunan dana dan bantuan, serta melakukan penyaluran.

Sebagai lembaga sosial, KTP tidak hanya membantu korban bencana. Ada sejumlah aspek yang menjadi fokus perhatian. Seperti emergency rescue, berupa penanganan dan pertolongan pertama terhadap korban termasuk didalamnya penyediaan kebutuhan pokok dan pertolongan medis serta trauma phsychotherapy. Recovery berupa perbaikan sarana umum yang berkaitan dengan kesehatan, sekolah dan tempat-tempat ibadah.
Charity berupa program seperti bantuan penanganan epidemi, donor darah, sunatan masal dan sebagainya. Lembaga ini juga akan bergerak di bidang pendidikan. KTP akan memberikan bantuan beasiswa dan subsidi untuk guru dengan tujuan peningkatan kualitas pendidikan.

No comments: